Postingan

Menyikapi pelantikan presiden, FPR RIAU melakukan aksi dan menyatakan sikap

Gambar
Front Perjuangan Rakyat AGRA GSBI PEMBARU-INDONESIA SERUNI FMN ILPS INDONESIA 21 Oktober 2019 Pernyataan Sikap Pelantikan Presiden Joko Widodo (Presiden JOKOWI) sebagai Presiden Republik Indonesia (PRI) kedua kalinya 20 Oktober 2019 adalah momentum terbaik bagi Organisasi Massa Demokratis Nasional untuk tidak hanya menegaskan pandangan dan sikapnya, tetapi mendesakkan program dan tuntutan mendesaknya untuk menciptakan Indonesia yang lebih bebas, maju, adil dan hidup dalam perdamaian abadi. Lima tahun periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo 2014-2019 lebih dari cukup dasar dan bukti bagi bangsa dan rakyat dan tertindas Indonesia untuk menyimpulkan bahwa Presiden JOKOWIDODO telah menciptakan kondisi ekonomi, politik, kebudayaan yang lebih buruk daripada yang sudah-sudah. Memelihara dominasi sistem setengah jajahan dan setengah feodal yang mengabdi pada kepentingan imperialisme, feodalisme dan kapitalis birokrat korup di Indonesia. Karena itu, selama periode pertama in

PEMBARU INDONESIA kecam persekusi dan penangkapan aktivis FMN

Gambar
Komite Nasional Pemuda Baru (PEMBARU) Indonesia “Mengecam Tindakan Persekusi dan penangkapan terhadap empat aktivis Front Mahasiswa Nasional” Salam Demokrasi ! Perjuangan untuk mewujudkan demokrasi sejati terus mendapatkan hambatan bahkan ancaman. Baik itu dari kekuasaan dalam hal ini pemerintahan Jokowi–JK maupun dari pihak lain yang tidak menginginkan terwujudkanya demokrasi dan keadilan bagi rakyat. Sejak semakin bangkitnya perjuangan gerakan rakyat beberapa waktu ini dengan termobilisasinya berbagai elemen rakyat, terutama pemuda, pemuda mahasiswa dan pelajar. Hambatan dan ancaman pun semakin meningkat bagi gerakan rakyat. Terbaru adalah persekusi yang diterima oleh Front Mahasiswa Nasional (FMN) Banyumas oleh sekelompok orang  yang diduga berasal dari ormas lokal dan nasional pada tanggal 1 Oktober 2019. Anggota FMN harus menerima persekusi setelah sebelumnya sekretariat cabang FMN Banyumas, dan Sekretariat ranting UNSOED didatangi dan dikepung. Dari dua tempat

PEMBARU INDONESIA kecam persekusi dan penangkapan aktivis FMN

Gambar
Komite Nasional Pemuda Baru (PEMBARU) Indonesia “Mengecam Tindakan Persekusi dan penangkapan terhadap empat aktivis Front Mahasiswa Nasional” Salam Demokrasi ! Perjuangan untuk mewujudkan demokrasi sejati terus mendapatkan hambatan bahkan ancaman. Baik itu dari kekuasaan dalam hal ini pemerintahan Jokowi–JK maupun dari pihak lain yang tidak menginginkan terwujudkanya demokrasi dan keadilan bagi rakyat. Sejak semakin bangkitnya perjuangan gerakan rakyat beberapa waktu ini dengan termobilisasinya berbagai elemen rakyat, terutama pemuda, pemuda mahasiswa dan pelajar. Hambatan dan ancaman pun semakin meningkat bagi gerakan rakyat. Terbaru adalah persekusi yang diterima oleh Front Mahasiswa Nasional (FMN) Banyumas oleh sekelompok orang  yang diduga berasal dari ormas lokal dan nasional pada tanggal 1 Oktober 2019. Anggota FMN harus menerima persekusi setelah sebelumnya sekretariat cabang FMN Banyumas, dan Sekretariat ranting UNSOED didatangi dan dikepung. Dari dua tempat
Gambar
Peringati Hari Tani Nasional, FPR kandis Gelar Orasi Damai Sampaikan 7 Poin Tuntutan SIAK - Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang selalu tanpa kenal lelah dan rasa bosan untuk menyampaikan aspirasi pada seluruh unsur pimpinan kepemerintahan kembali menghelat aksi senada sebagaimana yang telah dihelat pada Selasa, (24/09/'19) di Jalan Datuk Setia Amanah atau sekitaran rumah dinas Camat dan Lurah Kecamatan Kandis. Penyampaian aspirasi oleh FPR dihadapan para Masyarakat luas tersebut terpantau tanpa adanya pihak Kepemerintahan setempat yang menghadiri atau menyambut rombongan para penyampai orasi. Secara garis besar FPR yang merupakan gabungan dari Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Front Mahasiswa Nasional (FMN), Pemuda Baru Indonesia (PEMBARU-I) dan Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI) itu meminta pada Pemerintah untuk segera mengatasi pemadaman Api dan selamatkan Korban, Hentikan penangkapan tani dan tangkap Perusahaan sebagai terdu

Kabut asap semakin parah, PEMBARU dan KRACKER kandis bagi-bagi masker gratis

Gambar
kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Riau telah menyebabkan ribuan masyarakat terpapar Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Karena itu,  Bentuk kepedulian terhadap masyarakat, Organisasi PEMUDA BARU INDONESIA (Pembaru Indonesia) dan komunitas motor KRACKER kandis membagikan masker kepada masyarakat secara gratis.  Kegiatan bagi-bagi masker ini disambut hangat oleh masyarakat, Terutama pengendara motor dan mobil yg melintas. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari kamis pagi  di simpang kantor lurah telaga sam-sam, kecamatan kandis. Dengan kegiatan bagi-bagi masker gratis ini, Pemuda baru indonesia (Pembaru Indonesia) dan komunitas motor KRACKER Kandis bertujuan agar dapat membantu masyarakat mencegah penyakit ISPA akibat kabut asap yg melanda wilayah RIAU, terutama dikecamatan kandis. PEMBARU INDONESIA dan KRACKER kandis berharap agar kabut asap dapat segera diatasi dan masyarakat bisa menjalani aktifitas seperti biasa dan terbebas dari ancaman penyakit ISPA.

PEMBARU RIAU : kecam penangkapan petani pengalengan

Gambar
Terkait adanya penangkapan Petani Pengalengan atas nama Sutarman sekaligus Pimpinan AGRA Cabang Pengalengan, maka kami dari PEMUDA BARU INDONESIA wilayah riau mengecam pihak kepolisian yang secara Babrbarian menangkap Pimpinan AGRA Pengalengan. Tepat pada hari Sabtu tanggal 09 Februari 2019 pukul 23.41 WIB datang segerombolan orang yang bertindak mencurigakan, lalu bergeliat seperti preman dan langsung menyatroni rumah kediaman Sutarman selaku Pimpinan Anak Cabang AGRA Pangalengan. Penangkapan pada awalnya dilakukan oleh 7 orang dengan memakai pakaian preman, pihak tersebut mengaku bahwa mereka berasal dari Polres Kabupaten Bandung. Beberapa lama kemudian pihak kepolisian bertambah menjadi sekitar 20 orang. Pihak kepolisian mengelilingi kediaman rumah Sutarman. Pihak kepolisian juga berupaya menggeledah rumah Sutarman dengan perlakuan tidak hormat. Masuknya pihak kepolisian ke dalam rumah Sutarman melalui pintu dapur dengan mencongkel bagian daun pintu kediaman rumah secara paksa. Tida

SERUNI RIAU : kecam penangkapan pejuang agraria jurang koak Lombok timur

Gambar
Hentikan Segala Bentuk Kriminalisasi dan Represifitas Terhadap Petani dan Pejuang Agraria, Bebaskan Petani Jurang Koak yang Ditangkap Kriminalisasi dan tindak kekerasan terhadap rakyat terus saja terjadi. Terutama dalam lapangan agrarian, dimana merupakan salah satu sektor yang paling banyak menyumbang konflik dan kekerasan yang membawa korban bagi rakyat diberbagai tempat di Indonesia. Kebijakan politik pemerintahan Indonesia, termasuk di bawah pemerintahan Jokowi-JK yang tetap mempertahankan basis produksi feudal untuk kepentingan pasar internasional telah membawa rakyat dalam kesengsaraan yang tidak berujung. Monopoli dan perampasan tanah terus terjadi, dimana mana rakyat harus berhadapan dengan perkebunan besar, pertambangan besar, pertanian besar, hingga taman nasional. Penangkapan terhadap dua orang petani di Jurang Koak, kabupaten Lombok Timur, NTB pada 18 Desember 2018 menjadi bukti terkini bagaimana rakyat terus menjadi korban kriminalisasi akibat monopoli tanah di Indonesi