Memperingati HARI SUMPAH PEMUDA dan HARI PAHLAWAN, FPR Kandis gelar aksi dan menyatakan sikap


                         Pernyataan Sikap
         FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR)
            AGRA,SERUNI, PEMUDA BARU
                 INDONESIA, GSBI, FMN
Memperingati Sumpah Pemuda Serta Hari Pahlawan
Kita Rakyat Tertindas dan Terhisap Jangan Lagi Titipkan Apirasi dan Kepentingan Pada Siapapun, Ayo Suarakan Dan Perjuangan Bersama-Sama Hingga Menang!
Tahun segera berubah, tetapi nasib mayoritas rakyat masih saja sama. Kerja keras banting tulang, kepala jadi kaki-kaki jadi kepala, upah tetap rendah, pendapatan tetap tidak mencukupi karena harga kebutuhan hidup terus mengalami peningkatan tanpa kenal kompromi. Para orang tua dan pemuda pergi dari rumahnya, mencari pekerjaan di perkotaan atau di kabupaten dan propinsi lain di Indonesia. Tanah kelahiran hanya melahirkan pesimisme. Bertahan lebih lama hanya akan menjadi begal dan pengguna narkoba. Tanah kelahiran sejak lama berada di genggaman kekuasaan perusahaan perkebunan besar milik tuan tanah besar dan perusahaan peretambangan raksasa milik imperialis. Tanah hanya “serantai” bahkan ada yang selembar pun tidak punya, modal tidak ada, sekolah pas-pasan!
Di Pedesaan, karena tanah terbatas bahkan tidak punya sama sekali, kaum tani miskin terpaksa menjual tenaga murah bekerja pada siapa saja yang membutuhkan tenaga, termasuk pada tuan tanah besar sekalipun dengan kondisi kerja yang sangat memprihatinkan. Memperoleh pekerjaan meskipun buruk seperti berkah, karena mayoritas rakyat lainnya menganggur, tenaganya tidak laku, kecuali ada proyek PADAT KARYA. Dari 2-4 orang dewasa dalam satu rumah, hanya satu yang bekerja untuk hidup lima orang lainnya. Para tuan tanah besar pemilik perkebunan besar kelapa sawit dan perkebunan besar kayu (HTI) mempraktekkan monopoli tanah mengambil terlalu banyak, sementara mereka yang bekerja keras bertahan hidup pun sulit.
Kaum tani kecil perseorangan, buruh, Buruh Harian Lepas (BHL) dan Buruh Harian Tetap (BHT), suku bangsa minoritas (SBM) sakai, Pedagang, dan Pegawai Kecil di Kandis mengalami hal serupa. Tetapi belum juga berhenti sampai di situ. Kehidupan ekonomi terus memburuk, pemerintah terus menuruti dikte imperialisme-negara kapitalis besar monopoli dunia Amerika Serikat untuk memotong subsudi. Gas Elpiji langkah-pembeliannya dipersulit, tagihan listrik segera meningkat-perubahan golongan daya hendak diubah, bantuan-bantuan pemerintah hanya untuk sebagian kecil rakyat di desa dan menimbulkan perpecahan, pegawai kecil menjadi korban pemotongan anggaran. Karena upah dan pendapatan kaum tani dan para pekerja terbatas, para pedagang kecil sepi pembeli. Naik harga sedikit barang menumpuk.
Akar semua soal rakyat Kandis adalah monopoli tanah dan kekayaan alam oleh segelintir orang Tuan Tanah Besar dan tidak adanya Land Reform Sejati. Ada tuan tanah besar memonopoli tanah dalam jumlah sangat besar, ada kaum tani yang memiliki tanah sangat terbatas bahkan tidak punya tanah sama sekali! Para tuan tanah memperoleh memonopoli hasil kebun sangat besar, para  BHL dan BHT juga Buruh memperoleh upah sangat rendah. Tanah tak punya membuat rakyat menjual tenaganya dengan sangat murah di negerinya sendiri. Lainnya menjadi pengangguran, lapangan kerja manusiawi sangat terbatas.
Organisasi tani milik kaum tani-suku bangsa minoritas dan buruh tani “AGRA”, Organisasi pendukung perjuangan buruh dan tani “Pemuda Baru Indonesia”, organisasi buruh militan GSBI dan organisasi perempuan demokratis SERUNI yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) bersama-sama dengan rakyat menyuarakan ketimpangan dan ketidak-adilan nasib yang dirasakan oleh rakyat tertindas dan terhisap di Indonesia.
Pada momentum peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan Front Perjuangan Rakyat kembali dengan lantang memprotes dan menentang kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo yang menambah beban penderitaan rakyat. Dan dalam  waktu bersamaan menuntut agar pemerintah membuat kebijakan yang dapat meringankan beban rakyat di pedesaan maupun perkotaan :
1. ATASI KELANGKAAN GAS ELPIJI 3KG, Jual pada rakyat dengan bebas dengan harga yang lebih murah!
2. Kami menuntut “Pemerataan listrik bagi desa dan rakyat di seluruh pelosok Indonesia, termasuk di desa-desa yang belum merasakan penerangan listrik murah dan bebas  dari pemadaman!
3. Kami memprotes dan menentang kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya input pertanian yang terus melambung sementara upah buruh hanya naik 8%, anggaran pegawai kecil dan honorer dipotong, harga komoditas kaum tani sangat rendah.
4. Kami menuntut “Turunkan Harga Kebutuhan Pokok dan Biaya Produksi Bagi Kaum Tani, serta berikan pelatihan untuk kaum tani, Naikkkan Upah Buruh dan TINGKATKAN HARGA BELI SELURUH KOMODITAS PERTANIAN TANI KECIL PERSEORANGAN DAN NAIKAN HARGA TBS.!
5.Kami memprotes keras pemerintah Presiden Joko Widodo karena membiarkan Tuan Tanah Besar mempermainkan status pekerja di seluruh Indonesia termasuk nasib Buruh Harian Lepas (BHL) dan PKWT agar dapat dipekerjakan dengan murah dan tanpa tanggung-jawab berarti dari perusahaan. Mempersulit perpanjangan kontrak para BHL/PKWT dengan berbagai persyaratan tambahan.
6.Kami memprotes dan menentang keras kebijakan Presiden Joko widodo yang mempertahankan konsesi tanah sangat luas bagi perkebunan besar di tangan tuan tanah besar dan pertambangan besar. Bahkan terus memberikan konsesi tambahan serta pembelaan dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan perampasan tanah milik kaum tani dan suku bangsa minoritas dengan cara kekerasan maupun terselubung. Kami menuntut “Cabut Konsesi Perkebunan Besar, Berikan Tanah Pada Rakyat Dan Kembalikan Tanah Ulayat Bagi Suku Bangsa Minoritas”.
7.Kami Memprotes dan Menentang Keras Kriminalisasi, Tindakan Kekerasan dan Intimidasi Terhadap Rakyat dan Suku Bangsa Minoritas yang memperjuangkan haknya dengan menggunakan dasar Undang-Undang Ormas dan Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Kami menuntut agar Presiden Joko Widodo, Aparatur Kepolisian dan Militer menghentikan seluruh bentuk kriminalisasi, kekerasan dalam berbagai bentuk, intimidasi dan teror terhadap rakyat yang menyampaikan suara dan aspirasinya, Jamin kebebasan sipil, Kebebasan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum dan Berserikat!
8. Berikan cuti haid dan hamil tanpa membebankan buruh tani perempuan melalui syarat-syarat dan pemeriksaan yang bekerja di perkebunan (PT. ivomas Tunggal).
9. Kami menuntut adanya perbaikan upah, kondisi kerja dan kepastian kerja bagi buruh dan buruh tani yang bekerja di dalam perkebunan.
10. Kami menuntut berikan lapangan pekerjaan yang layak bagi pemuda serta berikan fasilitas umum untuk pemuda dan perempuan.
11. Kami menuntut berikan pelayanan kesehatan yang gratis dan berkualitas untuk rakyat dan pendidikan yang gartis dan berkualitas dari SD-SMA tanpa syarat bagi rakyat terutama keluarga buruh dan buruh tani.
Demikian pernyataan sikap Front Perjuangan Rakyat di hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan ini agar didengar dan dapat melahirkan kebijakan baru yang meringankan beban rakyat Indonesia, khususnya rakyat tertindas dan terhisap di Riau.
Hidup Kaum Tani . .!!!
Hidup Klas Buruh. . !!!
Hidup Suku Bangsa Minoritas. . !!!
Hidup Pemuda dan Perempuan. .!!!    

FRONT PERJUANGAN RAKYAT ( FPR ) PROV. RIAU


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAM merupakan perwujudan dari hak dasar rakyat di seluruh negeri

Siapa itu kaum tani?