Pemuda sebagai tulang punggung sejarah pergerakan bangsa

Pemuda Sebagai Tulang Punggung Sejarah Pergerakan Bangsa

Dibawah dominasi Imperialisme dan feodalisme tidak ada harapan bagi pemuda untuk mengembangkan dirinya dan menjadi tenaga produktif yang tidak berkembang secara ekonomi, politik dan kebudayaan  karena dihambat perkembangannya oleh dua sistem penindasan yang berlaku dan selalu menghadapi kesulitan untuk maju dan kepastian hidup yang sejahtera.

Mayoritas anak-anak buruh dan kaum tani hanya mampu bersekolah pada level SD dan SMP saja, bahkan yang tidak tamat karena masalah biaya pendidikan yang mahal. Nasib yang sama dirasakan juga oleh pemuda yang berlatarbelakang kaum miskin perkotaan. Akibat dari biaya pendidikan yang tinggi, banyak dari pemuda-pemuda ini tidak sanggup mengenyam bangku sekolah dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan anti-sosial, seperti: menggunakan narkoba, terlibat dalam pencurian dan pelacuran, bergabung dengan gank-gank, dan lain-lain.

Dalam sistem pendidikan yang didominasi oleh Imperialis, generasi pemuda tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Pemuda tani dan pemuda buruh dilatih dalam cara tertentu untuk menjadi pelayan yang berguna bagi kapitalis monopoli asing sehingga mampu menciptakan keuntungan. Dengan demikian, pemuda pelajar dan mahasiswa diajarkan untuk menghianati tanah airnya, bersikap anti ilmiah, anti buruh dan klas pekerja lainnya, anti perubahan serta tidak demokratis.

Pemuda Pelajar dan mahasiswa tidak akan pernah mendapatkan kebebasan akademik dan hak demokratis lainnya. Situasi krisis yang berwatak kronis di negeri Indonesia semakin membatasi hak demokratis pelajar/mahasiswa dengan tindasan budaya dan politik. Tindasan fasisme semakin bertumbuh seiring dengan krisis kronis yang berkepanjangan sehingga hak-hak politik rakyat semakin dikekang dan ruang demokratis di lembaga pendidikan tidak akan pernah ada. Rezim penguasa semakin banyak menciptakan aturan yang membatasi hak politik rakyat.

Atas dasar itu maka orientasi dan peranan pemuda harus mendukung dan ambil bagian aktif dalam perjuangan rakyat utamanya klas buruh, kaum tani, dan rakyat tertindas lainnya. Dengan cara demikian pemuda dapat memperkuat daya orientasinya di tengah kepungan tindasan politik, penghisapan ekonomi, dan keterbelakangan budaya yang dipelihara dua sistem penindasan yang telah sekarat. Ia hanya akan maju jika menempa cara belajar yang maju yakni memadukan pengetahuan dan pengalaman praktis dalam perjuangan rakyat. Demikianlah cara yang dapat memajukan aspek kebudayaan pada pemuda yang ditandai sikap ilmiah, patriotis/cinta tanah air, nasionalis/anti Imperialis, demokratis/anti feodal, dan pro rakyat.

Pemuda harus membangun organisasi sebagai alat perjuangan untuk membebaskan dirinya dengan ambil bagian aktif dalam perjuangan rakyat utamanya klas buruh, dan kaum tani, serta rakyat tertindas lainnya. Karena hanya dengan membebaskan rakyat, tiga masalah utama pemuda dapat terselesaikan.

Lanjutkan tugas sejarah, sebagai Pemuda Baru menuju Pembebasan Nasional.
Dan lahirkan Pusat Kebudayaan Baru sebagai alat perjuangan.

Yang Baru Yang Membebaskan✊✊✊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HAM merupakan perwujudan dari hak dasar rakyat di seluruh negeri

Siapa itu kaum tani?

Memperingati HARI SUMPAH PEMUDA dan HARI PAHLAWAN, FPR Kandis gelar aksi dan menyatakan sikap